Akhirnya kejadian ini menimpa saya. Pernahkah anda mengalami ban bocor di tengah penjalanan anda? Tentu saja hal ini adalah kejadian yang biasa terjadi dijalan. Buktinya masih banyaknya dan masih eksisnya penambal ban yang ada di pinggiran jalan di perkotaan maupun di pedesaan.
Kejadiannya seperti ini. Beberapa hari yang lalu saya dan istri beserta anak berpergian ke luar kota untuk menjengguk rekan kantor yang dirawat di rumah sakit. Dalam perjalanan tidak terjadi apa-apa bahkan selama perjalanan sangatlah lancar. Jalan yang kami lalui tidaklah seperti biasanya, ramai padat dengan hiruk pikuk lalu lalang orang di jalan, namun siang tersebut sangatlah lenggang.
Setelah sampai ditujuan dan memakirkan mobil kami, barulah kami bergegas ke bagian informasi rumah sakit untuk mencari informasi tentang lokasi gedung dimana rekan sekantor kami di rawat. Setelah mendapat informasi ternyata untuk menuju ruang yang telah disebutkan memaksa kami untuk berpindah area parkir. Lalu kami memindahkan mobil kami menuju area parkir yang telah ditentukan. Sewaktu hendak menuju lokasi parkir tadi saya melewati jalur parkir yang didekatnya sedang dilakukan renovasi gedung. Dari situ saya tidak mendapat firasat yang buruk atau mencoba menghindar melalui rute yang lain.
Setelah sekitar satu jam lamanya kami menjenguk rekan kami, akhirnya kami memutuskan untuk pamit pulang. Begitu sampai di lokasi tempat kami memarkir kendaraan, saya sedikit syok, mendapati ban mobil bagian belakang kanan sudah kempes tanpa ada tekanan sama sekali. Langsung dengan respon cepat, saya harus segera mengganti ban yang bocor tersebut dengan ban cadangan dan akan lama dan mahal bila menggunakan jasa derek kendaraan.
Oke tanpa basa basi akhirnya saya membongkar ban yang kempes tadi. Lalu masalah selanjutnya muncul. Dongkrak yang saya miliki tidak memiliki tuas untuk memutar dan mengangkat mobil. Memang sebelumnya saya pernah membongkar ban mobil menggunakan dongkrak tersebut, namun posisinya waktu itu adalah di rumah. Ada banyak alat yang saya bisa manfaatnyak sebagai tuas dongkrak. Sebetulnya saya pernah ada angan-angan untuk membuat tuas dongkrak tersebut dengan memesannya di bengkel las. Namun niat tersebut hanya sebatas niat, belum terlaksana. Alhasil saya harus menjadi McGyver. Untungnya ada kunci setir yang biasa saya gunakan untuk menggembok setir mobil. Dengan modal McGyver saya memanfaatkan kunci setir tersebut sebagai tuas untuk memutar dongkrak. Kebetulan dongkrang yang saya gunakan adalah dongkrak ulir yang merupakan bawaan standart dari produsen mobil saya.
Sebetulnya untuk menghindari terjadinya kebocoran ban dapat kita atasi dengan mudah. Pernahkan anda membaca atau bahkan mendengar ada cairan khusus yang dimasukkan kedalam ban mobil tubeless kita untuk menghindari kebocoran. Cara kerjanya adalah cairan yang bentuknya seperti gel tersebut akan menyumbat lubang yang ada di ban. Sehingga misal ban mobil kita terkena paku, tinggal kita mencabutnya, otomatis karena tekanan ban yang tinggi akan memaksa udara keluar. Melalui keluarnya udara ini, cairan tersebut juga akan terdorong keluar dan menyumbat kebocoran. Sehingga yang terjadi adalah ban tidak akan benar-benar kempis melainya hanya berkurang tekanannya. Oleh karena ini anda masih dapat berjalan beberapa kilometer untuk menambah tekanan ban mobil anda. Tentu saja hal ini sangat praktis, sehingga anda tidak perlu panik mendapati ban kita bocor dan susah payah untuk menggantinya. Hal ini juga bertujuan pada keselamatan, sehingga ban mobil tidak akan tiba-tiba kempis ketika kita melaju dengan kecepatan tinggi di jalan, yang tentunya mengurangi resiko kecelakaan.
Oleh karena itu, mulai sekarang keempat ban mobil saya sudah diberi cairan tersebut. Supaya dapat membuat saya lebih tenang dalam berkendara. Saya juga sempat membaca bahwa cairan ini tidak hanya untuk kendaraan roda empat, tetapi dapat juga diterapkan untuk kendaraan roda 2. Namun tentu saja ada kriteria tertentu, seperti ban harus tubless, lobang pada ban tidak melebihi yang sudah dianjurkan, dan lain sebagainya sehingga pemakaiannya akan efisien.
0 komentar:
Post a Comment
Monggo dikomentari - Please add your comment