Thursday, April 14, 2016

Pengaruh Pijat atau Spa Bagi Bayi dan Anak

Salam pembaca, sebetulnya saya ingin langsung mendengar komentar dan pendapat pembaca secara langsung mengenai efek dari memijat atau melakukan Spa pada bayi. Sebelum saya memiliki seorang anak, memang tren pijat bayi sudah marak bahkan sudah menjadi fasilitas umun di beberapa klinik anak maupun rumah sakit. Lalu yang saya tidak mengerti, mengapa hal ini dilakukan, sedangkan ketika waktu saya kecil tren ini hanya dilakukan oleh orang-orang tradisional yang masih mengidolakan pengobatan tradisionala atau bisa dibilang alternatif. Karena, menurut saya pijat sering dilakukan oleh orang-orang tradisional pada jaman dahulu. Sedangkan untuk masyarakan modern memiliki pandangan yang berbeda.

Memang untuk jaman sekarang ini pijat sudah banyak beralih pengertian menjadi sarana untuk relaksasi dan pemulihan kondisi fisik seseorang. Istilah ini sekarang lebih dikenal dengan istilah Spa. Karena menurut mereka pijat dan spa sedikit berbeda, tetapi menurut saya kaedahnya adalah sama, yaitu relaksasi tubuh.

Lalu bagaimana dengan bayi? Apakah bayi memerlukan pijat atau spa? Lalu apa dampak bagi bayi?

Pada awal masa pertumbuhan si kecil, saya merasa bahwa spa pada bayi atau pijat pada bayi merupakan hal yang tidak perlu. Bahkan menurut saya tidak ada dampak positif terhadap pertumbuhan maupun perkembangan si kecil. Namun setelah saya akhirnya mencoba mencari tahu, bahkan berkonsultasi kepada dokter anak, akhirnya saya bisa menerima hal tersebut secara logis.

Ada beberapa tulisan yang telah saya baca bahwa untuk melakukan pijat bayi atau spa bayi harus memenuhi beberapa kriteria dan syarat sebelum melakukannya. Antara lain adalah, pertama sebaiknya pijat bayi dilakukan oleh orang tua si bayi, mengapa karena dengan pijatan dan sentuhan orang tua, konon akan meningkatkan kemistri hubungan yang dalam antar anak dan orang tua. Juga orang tua juga akan lebih hati-hati dan perhatian terhadap anaknya, karena ada beberapa terapis pijat anak yang ceroboh bahkan tidak berhati-hati, kalau dalam istilah bahasa jawa gemati. Lalu bila anda menggunakan jasa terapis, sebaiknya anda harus benar-benar selektif dan tidak lupa untuk mendampingi mereka.

Yang kedua, bahwa hentikan aktifitas memjijat ketika si anak menangis dan tidak nyaman dengan aktifitas ini. Bila sewaktu dipijat lalu si anak merasa tidak nyaman dan akhirnya menangis, anda perlu istirahat dan berhenti sebentar untuk menenangkan si anak. Bila ternyata si anak tetap rewel  dan menangis sebaiknya hentikan kegiatan ini. Karena tentu saja, menangis adalah sebuah komunikasi ketidaknyamanan dari anak terhadap lingkungannya.

Lalu yang ketiga, jangan lakukan pemijatan bila kondisi si anak sedang tidak sehat. Anak dibawah lima tahun atau tiga tahun sangat rentan terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri seperti flu, demam, atau diare. Sehingga bila tubuh sedang memerangi penyakit, jangan menambah beban kinerja tubuh dengan pijat. Karena tentu saja dapat mempengaruhi stamina si anak.

Kemudian yang keempat, jangan memijat anak dengan riwayat kesehatan tertentu. Seperti yang pernah saya dengar bahwa anak dengan gangguan jantung sebaiknya tidak terlalu sering untuk dipijat. Menurut dokter yang pernah berbicara kepada saya bahwa ketika dipijat rata-rata anak di bawah 1 tahun akan menangis, lalu untuk anak yang ketika lahir mengalami gangguan jantung sebiknya dihindari kegiatan memijat yang menimbulkan tangis. Karena dengan menangis jantung akan berdetak lebih kencang dari biasanya. Untuk kasus anak yang mengalami gangguan jantung tentunya ini sangat rawan terhadap resiko gangguan kesehatan. Oleh karena itu, bila si anak memiliki gangguan kesehatan pada jantung maka sebaiknya hindari kegiatan ini.

Lalu bagaiman dengan anak-anak lain yang tidak memiliki gangguan kesehata? Memang menurut saya, butuh beberapa kali penyesuaian terhadap anak dalam menjalani aktivitas ini. Untuk pertama atau kedua kali sesi pemijatan, biasanya anak akan rewel dan enggan dipijat. Namun setelah dua atau tiga kali si anak mulai mengerti apa dan bagaiman dipijat. Sehingga faktor ketekunan dan kesabaran orang tua maupun terapis sangat mempengaruhi kegiatan ini. Agar si anak dapat nyaman dan aman dalam menjalani aktivitas tersebut.

Ada pendapat menyebutkan bahwa bila setelah dipijat si anak akan merasa tubuhnya bugar dan setelah itu tidur akan lebih pulas dan efisien. Perlu anda ketahui bahwa bayi tidak akan bisa tidur pulas sebelum berusia 3 bulan. Jadi bila ada bayi yang berumur 2 bulan dan mengalami gangguan tidur merupakan hal alami bagi bayi tersebut. Menurut saya yang terjadi adalah, si anak akan merasa lelah setelah menangis beberapa waktu, yang memacu jantung berdebar lebih cepat. sehingga akan mengeluarkan keringat yang cukup banyak. Seperti yang saya ketahui adalah menangis adalah kegiatan natural si bayi untuk melatih otot jantung, oleh karena itu bila bayi menangis adalah salah satu kegiatan berolah raga. Jadi seperti halnya kita orang dewasa tentu akan lelah dan akhirnya ada dorongan untuk tidur setelah melakukan kegiatan yang cukup berat seperti olah raga, bekerja sehariann dan sebagainya. Oleh karena tubuh yang lelah tersebut kita terdorong untuk tidur supaya pulih kembali stamina yang telah dibuang.

Nah, bagaiman ketika si baji dipijat oleh terspis? Apa yang perlu anda lakukan? Point yang paling utama adalah orang tua harus mendampingi si kecil. Karena dengan seperti itu minimal si anak mengetahui bahwa kegiatan tersebut didukung dan direstui oleh orang tua. Lalu dengan seperti itu, si anak juga akan lebih tenang, karena ada orang tua disampingnya. Sehingga sebetulnya tujuan lain dari kegiatan ini adalah menjalin hubungan lebih dekat lagi dengan si anak.

Baik itulah pendapat saya mengenai pijat pada anak, bila ada pendapat atau masukan yang lain mohon berkenan untuk menulis pada form komentar di bawah. Terima kasih.

0 komentar:

Post a Comment

Monggo dikomentari - Please add your comment