Wednesday, April 13, 2016

Cerpen : Tukang Es Cincau

by : Hariyadi Sutiyo

Peristiwa itu sebenarnya sudah lama sekali terjadi dalam kehidupanku, namun sekilas kadang melintas dalam benakku, seakan baru saja terjadi, entah mengapa begitu heboh dalam diriku saat itu, hingga sekarang belum terjawab dengan tuntas mengapa terjadi, segala tingkah laku bodohku menerawang seakan tak terselesaikan.

Usiaku saat itu 19 tahun, ibarat kembang aku masih mekar-mekarnya, aku berperawakan sedang, wajahku tidak terlalu menarik, tetapi menurut mereka aku manis, menarik walau sedikit jutek, bukan sedikit malahan jutek banget. Aku bersikap demikian karena sebenarnya aku ingin menutupi segala kekuranganku, memang sejak aku kecil sakit-sakitan, hingga bapakku selalu berpesan agar aku jangan terlalu capek, jangan banyak melakukan olah raga yang terlalu keras, dan masih banyak hal yang diberitahukan kepadaku apa yang seharusnya dilakukan dan tidak boleh dilakukan, dengan perlakuan yang istemewa membentuk pribadiku yang sedikit berbeda dengan kebanyakan orang. 

Sikap egois, mau menang sendiri dan sedikit susah diatur menjadi bagian dari diriku, apalagi dengan pengalaman masa kecil yang selalu mendapat perhatian penuh dari seluruh anggota keluarga menjadikan aku ingin siapapun harus memperhatikanku, perlakuan orang-orang di sekitarku begitu istimewa, apalagi aku adalah anak seorang yang punya pengaruh di sekitar tempat tinggalku, singkat cerita keadaan orang tuaku sangat mempengaruhi perlakuan mereka terhadapku.

Sejak sekolah dasar, hingga sekolah menengah pertama, aku belum pernah keluar dari desa tempat tinggalku, hampir semua guru-guruku baik di SD maupun di SMP mengenal baik orang tuaku, sehingga mereka memberi perhatian yang lebih kepadaku. Maka dengan perlakuan mereka seperti itu, barulah kusadari sekarang bahwa mereka tidak benar, karena tidak mendidikku menjadi seperti kebanyakan anak seusiaku saat SD dan SMP, karena kedekatan guru-guruku pasti sangat dipengaruhi oleh keberadaan orang tuaku, dalam hal nilai mereka memperlakukanku seperti itu, justru aku menjadi risih karena seakan semua perjuangan dan kesungguhanku sekan hanya berupa kebaikan dari guru-guruku di SD maupun di SMP.

Dengan dasar itulah aku selalu berusaha untuk menunjukkan kepada siapapun agar aku selalu siap untuk belajar dan menghasilkan nilai yang sungguh-sungguh hasil kerja kerasku, bukan atas belas kasihan dari siapapun, apalagi dari para guru yang mengenal baik orang tuaku. Itu semua kualami sejak SD dan SMP, maka ketika aku melanjutkan ke SLTA aku ingin sekolah di tempat dimana tidak satu gurupun mengenal orang tuaku, ini menjadi sebuah tekad yang tak bisa ditawar-tawar lagi agar semua yang kuraih adalah murni perjuanganku.

Aku mengenal seorang pemuda ketika kelas satu SMA, ini cinta pertamaku yang kualami sebagai remaja umumnya, aku jatuh cinta pada seorang sopir angkot yang cakep, cinta kami tumbuh begitu saja karena hampir setiap hari aku selalu bersamanya, karena ia selalu mengantar dan menjemputku sekolah, cinta kami berlangsung kurang lebih setahun, dalam setahun banyak hal-hal yang manis yang kami alami, maklum cinta pertama dan cinta yang cukup seru dan heboh, cowok pertamaku lebih dewasa dari aku, dia memperlakukan aku dengan baik, sementara karena kedewasaannya, aku justru bisa bermanja padanya. 

Namun kembali lagi dengan sifat yang kumiliki karena terbentuk dalam keluargaku, aku ingin pacarku hanya untuk diriku seorang. Maklum, cinta pertama ini begitu menggoda. Begitu egoisnya aku, aku tak ingin dia bersama dengan perempuan lain kecuali aku, maka setahun kemudian kami putus dan tidak berkomunikasi lagi, selesai sudah kisah cinta pertamaku bersama sopir anggkot yang saya kagumi, mungkin karena keegoisanku, bagi dia suatu keberuntungan bisa memacari wanita sepertiku yang masih lugu dan polos, bisa dipermainkan dengan enak karena begitu percayanya aku padanya, sehingga aku tak menyadari bahwa hubunganku dengannya berakhir dengan penghianatan.

Patah satu tumbuh seribu, perjalanan hidupku masih sangat panjang, pengalaman cinta pertamaku berakhir dan meninggalkan luka, namun luka itu segera sembuh, karena aku bertemu dengan seorang pria yang lebih menarik dari pacarku yang pertama, pengalaman cinta pertama menjadikan aku harus waspada, pacarku yang kedua ini pandai merayu dan pandai memberikan kata-kata yang menjadikan aku melambung tinggi. Aku bertemu dengannya pada sebuah acara pernikahan saudaraku. Kejadiannya sungguh membuat malu, karena kami bertemu dengan cara bertabrakkan. Betul, Dia dengan tidak sengaja menabraku dan menumpahkan minuman yang kupengan. Cukup membuat kesal, namun dari situlah kami mulai sering bertemu. Lalu ada perasaan yang bergejolak diantara kita. Beberapa saat kemudian dia menyatakan cinta kepadaku. Cukup lama kami berpacaran dengan kenangan manis dan memalukan yang tak terlupakan seumur hidupku.

Perjalanan cinta kami sangat lancar, karena dukungan dari banyak pihak, setidaknya kami satu agama, yang tentu saja menjadi masalah sangat serius bagi keluargaku. Minimal bila agama yang sama menjadikan cinta kami begitu hidup dan mempesona, aku sangat percaya kepadanya, dia pandai merangkai kata-kata indah yang menjadikan aku tersanjung. Pernah suatu ketika dia menyatakan bahwa akulah yang terakhir bagi dia dan seketika tubuhku terasa ringan dan riang. Kusetujui karena aku percaya, tapi ternyata semua laki-laki sama, semua bernyanyi merdu merayu ketika mau mendapatkan apa yang diinginkan, tetapi setelahnya ya tetap menampakkan sifat aslinya, meninggalkan tanpa kata setelah puas mendapatkan apa yang di inginkannya. 

Cinta kami berakhir karena jarak dan penghianatan, dahulu kami tinggal dalam satu kota yang sama, perjalanan cinta kami berdua tidak bermasalah, pacarku selalu apel di malam minggu, tidak ada kata curiga yang muncul ketika kami bertemu. Disaat itulah cinta kami begitu menggelora, karena kerinduan-kerinduan yang kami pendam selama satu minggu. Tetapi setelah pacarku jauh karena belajar di luar kota, cinta kami semakin pudar, banyak hal yang tidak masuk akal. Terlalu banyak alasan untuk menutupi yang tidak benar dan akhirnya berakhir. Ternyata jarak dan ketidaksetiaan menjadikan tautan hati menjadi kendor dan akhirnya terlepas, memang kesetiaan itu ada batasnya, apalagi tanpa dipupuk terus menerus dalam keseharian, maka cinta keduapun berakhir dengan kenangan manis dan getir. Aku tertepu oleh bujuk rayuannya.

Patah satu tumbuh seribu, “bersatu kita teguh bercerai kita cari lag”i, itu mungkin ungkapan yang cocok untukku, dengan jarak yang tak terjangkau dengan tangan menjadikan sesuatu terlepas, demikian juga ketika jalinan asamaraku dengan pacar keduaku mulai kendor, justru muncul obat penyembuh rindu yang datang dari jejaka yang tinggal tidak jauh dari rumahku. Perkenalan ini terjadi karena seringnya berpapasan, saling senyum dan akhirnya bertegur sapa, hai…. mau kemana, katanya ketika kami bertemu, anu mas mau ke warung, belanja ya ….. pertanyaan basa-basi, ya mas kok tahu, ya tahu dong khan tadi ngomong mau ke warung…..he he …. iya ya…… namun sejak saat itu aduh luar biasa perasaanku padanya, sehari tak bertemu rasanya seperti sebula. Jangankan setahun, seminggu saja aduh nggak terbayangkan rasa kangenku.

Entah apa yang menjadikan semua ini lain dari yang lain, ketika aku berpacaran dengan sopir angkot, kangen ya kangen tapi biasa saja, nggak lebai, pacaran dengan calon mahasiswa ya biasa-biasa saja, mungkin karena rasa rinduku pada pacarku yang kedua selalu dibongkar ketika malem minggu dengan ngobrol dan saling curhat merenda masa depan, pokoknya teratasi. Sejak aku ketemu dengan yang satu ini ampun deh, dari senyumannya saja mampu menggetarkan hatiku, merontokkan sendi-sendiku, begitu menantang , ya ampun ada apa ini, pertanyaanku tak pernah terjawab.

Dengan semakin sering bertemu, ngobrol, dan curhat, rasanya semakin keras getaran dalam kalbuku, maka dengan berbagai cara kami masing-masing mencari cara dan alasan supaya dapat bertemu, kebetulan pacarku ini pandai menggambar, main musik, membuat puisi, dan tulisannyapun ya menarik. Kebetulan juga aku sering ada tugas sekolah yang mengharuskan aku membuat gambar, tulisan dan apapun yang berbau ketrampilan atau prakarya, nah ini dia pucuk dicinta ulampun tiba, sebuah simbiosis mutualisme, yang sangat menguntungkan bagi kami berdua.

Mas, bisa minta tolong nggak, kataku saat itu mengawali pembicaraan, minta tolong apa, selama untukmu, apapun akan kulakukan ….. cie-cie….gila …. apapun …. Kataku sedikit terbelalak, ya apapun kalau untuk cewek semanis kamu akan kulakukan, mbok ya masuk sumur to aku siaap kalau untukmu, dengan catatan sumur yang belum digali….. hi hi hi …. ngawur kamu mas, lah kalau masuk sumur dan mati lalu aku sama siapa ? kataku sedikit manja, achk nggak mungkin mati to wong sumurnya belum digali to…. Oh ya ya …. Anu lho mas aku minta tolong buatkan gambar dan tulisan di karton ini, ya secepatnya mau khan, kalau cuma gambar dan tulisan, mah kecil, besok pagi sebelum kamu berangkat sekolah sudah tak anter pagi-pagi banget, oke seperti kataku, aku akan lakukan apapun untukmu…… sambil tersenyum…… gila bo senyumnya dahsyat abis…… aku klepeg-klepeg…… ok mas aku tunggu.

Banyak hal-hal yang sudah kami alami dalam merenda cinta berdua dengan pacarku yang ketiga ini, awalnya tidak mengalami masalah, namun rupanya hubungan kami tidak mendapat restu dari bapak dan ibuku, justru mereka melarangku untuk dekat dan sering jalan bersamanya. Waduh repot ini, sementara cinta kami mulai tumbuh, tetapi mendapat larangan dari orang tuaku, dengan alasan bahwa pacarku tidak sesuai dengan harapan orang tuaku, bahkan orang tuaku mengancam tidak akan membiayaiku jika aku tetap menjalin hubungan asmara dengan pacarku ini.

Sesuai dengan watak keras dan egoku, justru aku bertekad untuk tetap menjalin hubungan dengan pacarku, aku mencari cara yang teraman namun tetap terpenuhi segala keinginan dan kerinduanku padanya, back street adalah jalan yang terbaik dan teraman, sisi baiknya, aku seakan menuruti keinginan orang tuaku, untungnya mereka percaya, sisi amannya, aku masih tetap bisa bertemu pujaan hatiku tanpa sepengetahuan orang tuaku….. asik khan…..wah ternyata sangat indah dan luar biasa, ibarat orang makan bakso, hanya setengah porsi, rasanya masih enak-enaknya tapi apa daya sudah habis, atau seperti bermain petak umpet, orang tuaku mencari ke arah selatan, kami berlarian kecil sambil mengendap-endap lari kearah utara …. dan ketika tidak berhasil ditemukan wow….. asyik banget, seakan berhasil memenangkan sebuah pertandingan, dan anehnya situasi seperti ini justru menjadikan cinta kami berdua semakin tak terpisahkan.

Sebenarnya pacarku itu ya biasa-biasa saja tetapi memang punya banyak kelebihan yang tidak terdapat pada pacar-pacarku sebelumnya, seperti kataku tadi, dia menarik, mempesona dari banyak hal. Banyak hal mengejutkan yang dia lakukan untukku. Contohnya, ketika ia berkirim surat, kata-katanya, romantis, sampai merinding membacanya, rayuannya itu lho….. jempol deh, antara lain dia katakan, kamu cantik, kamu manis, aku tak bisa tidur, ketika terbayang dirimu, aku tak bisa makan sebelum menyebut namanu….. memangnya namaku rangkaian doa he he …masih banyak yang dia katakan, dan anehnya aku sangat senang dan sangat percaya padanya, dia sangat pandai memanfaatkan situasi yang aku alami. 

Hingga suatu hari orang tuaku marah-marah karena aku ketahuan bersama dengan dia, dan aku menangis sejadi-jadinya, eh dia malah kirim surat yang isinya memberi harapan padaku dengan mengatakan,dek….. kalau orang tuamu nggak setuju dengan cinta kita, jangan khawatir, aku akan membawamu kabur dari tempat ini aku siap hidup bersamamu apapun yang terjadi percayalah….…..dengan catatan aku sudah kerja dan adek juga sudah kerja, jadi sama-sama punya pegangan ( sapu kaleee ) wow….. aku tambah semangat setengah mati….. dan aku mengiyakan semua rencananya, dan aku lebih mempercayai dia ketimbang kata-kata orang tuaku yang justru sering membuatku menangis…. Oh my god….apa aku kuat ya…

Hari minggu kami janijian untuk bertemu di suatu tempat, untuk bertemu dan berbicara, kalau aku ngomong sama orang tuaku pasti tidak akan diijinkan, maka aku mencari cara untuk membuat alasan agar orang tuaku percaya, aku bilang pada bapak dan ibuku mau pergi ke tempat teman akrabku untuk mengerjakan tugas, sambil membawa tas berisi buku, aku berangkat ketempat teman akrabku, dan orang tuaku memperbolehkan, di jalan pacarku sudah menunggu untuk bertemu dan akhirnya kami berdua menuju tempat temanku, sepanjang perjalanan kami bergandengan tangan mesra berdua, menikmati indahnya alam persawahan menuju tempat temanku, sesekali pacarku menciumi rambutku, dek, rambutmu sangat wangi, aku suka aromanya, oh ya mas, kataku…. Iya sangat wangi katanya, dengan ungkapan sederhana ini aku semakin percaya betapa tulus cintanya dan betapa besar perhatiannya padaku, aku sungguh jatuh cinta, kemesraan yang pernah kualami sebelumnya terasa terulang kembali, bedanya kali ini aku bersama cowok yang berbeda, aku memang pendiam, jarang ngomong, tetapi kalau soal cinta aku cukup berpengalaman ( kalau mau berguru sebut namaku tiga kali….. pasti terjadi sesuatu menurut keinginanmu he he he ).

Dalam perjalanan pulang pacarku mengatakan sesuatu yang sangat mengesankan, dek… kalau kita menikah kelak aku ingin memlilki anak darimu, nggak usah banyak-banyak, cukup dua saja, cewek dan cowok yang cewek parasnya mirip adek, manis dan mempesona dan yang cowok mirip aku yang ganteng ini, begitu seriusnya kalimat-kalimat itu muncul dari bibirnya, sambil tetap tersenyum menantang, perasaanku saat itu sangat bahagia, oh ya mas aku siap jangankan dua, dua puluh aku juga mau asal dengan mas, begitu jawabku saat itu sambil terus menggelayut menggandengnya.oh ya, katanya terkaget-kaget, ok kalau permintaanmu seperti itu aku juga siap, sekali lagi apapun yang kamu minta aku akan berusaha sekuat tenaga untuk memenuhinya, aku berjanji akan selalu membahagiakanmu, ah… betapa bahagianya aku mendengarnya mas…… tanpa terasa perjalanan kami sudah sampai tempat menunggu angkotan kota menuju pulang, padahal jarak antara rumah temanku ke jalan besar ada sekitar 3 kilometer, karena bersama orang yang kusayangi maka jarak bukan masalah.

Perjalanan cinta terlarang semakin berkembang seiring perjalanan waktu, semakin keras dan beringas orang tuaku menggilas cinta kami berdua, justru semakin bertunas, waktu adalah waktu, kami selalu memanfaatkan waktu untuk bertemu seefektif dan seefisien mungkin, walau hanya lima menit yang penting aku bisa melihat senyuman yang tak pernah hilang dari pikiranku, perasaanku seperti minum air laut, semakin banyak minum semakin haus, dan semakin kuhilangkan dari pandangan senyum itu semakin menari-nari di depan mata, gilaa….. aku sungguh gila, gila karena cinta.

Dua kisah percintaanku tidak seheboh cintaku pada cowok ketigaku ini, aku bener-bener buta, buta terong, terong lalap yang bulat semakin mantap kusantap…. Aku benar-benar tidak tahu harus menghentikan perasaan cintaku padanya, dia paling pinter mengambil hati, pinter menyusupkan kata-kata mesranya lewat surat maupun puisi cintanya…. Disaat aku terpuruk karena sikap kedua orang tuaku, justru motivasi selalu datang dari padanya, dek yang sabar ya….. tetap belajar supaya cepet lulus sekolah, nanti kita segera mencari kerja, menikah kalau direstui orang tuamu, kalau tidak direstui, tetap kubawa kabur…… makan pisang kolak dicampur bubur ( emangnya enak ) walau orang tua menolak, kita tetap kabur ….. begitulah kata-kata penghiburan yang selama ini menguatkanku.

Banyak kata-kata puitis yang selalu aku terima selama berpacaran dengannya, bahkan ketika hari raya dia mengirim kartu ucapan selamat hari raya dengan tulisan dan bahasa yang menggetarkan hati….. wanita mana yang kuat dengan rayuan maut…. nggak ada, demikian pula aku, selalu klepeg-klepeg membaca puisi-puisinya….. kayak pujangga deh pokoknya, belum lagi beberapa hadiah yang diberikan kepadaku, berupa boneka, kaset, penjepit rambut…. Pokoknya banyak deh, pacarku ini agak royal, dan nggak pelit, sesuai kata-katanya, apapun akan aku lakukan untukmu, ini sudah terbukti bukan sekedar janji, kayak calon anggota dewan yang selalu mengumbar janji selama kampanye, dan selalu membaca ayat kursi selama kampanye, tetapi setelah mendapatkan kursi lupa ayatnya. Ach klasik banget…… basi, sangat berbeda dangan perhatian pacarku kepadaku selama kami pacaran

Kisah indah yang lain, suatu ketika pacarku datang ke sekolah untuk menjemputku, sebelum pulang kami makan bakso sambil ngobrol sana-sini merenda asmara, selama makan dia memandangiku tanpa henti hingga aku kekhi banget, ada apa sih mas kok nglihatnya seperti itu aku kekhi tahu…. Oh nggak dek…. Mumpung kita semeja makan, walau cuma makan bakso, aku sedang membayangkan kelak ini akan aku alami setiap hari, dimana kamu selalu memasak, menyajikan makanan di meja makan ruang makan kita dan dua anak kita di depan kita sambil sedikit bercanda menikmati masakanmu….. akh betapa bahagianya aku memilikimu selamanya, demikian kata-kata mesra kembali dia katakan, dan aku semakin melambung, bakso yang sebenarnya rasanya biasa menjadi sangat enak, bukan karena aku sangat kelaparan, tetapi aku makan bersama kekasihku yang sangat aku cinta dan sayangi……ingin rasanya kami segera mewujudkannya…… show sweet…….

Dibalik peristiwa yang mengesankan, ada luga peristiwa yang menyayat hati, pernah suatu ketika kami janjian di rumah teman untuk ketemuan, eh malah ibuku sudah berada di tempat kami janjian, memang kehadiran ibu tidak sengaja namun kebetulan kami ketahuan ada bersama dengan pacarku….. akhirnya kemarahan besarpun terjadi, aku hanya bisa menangis…..

Suatu hari dia mengajakku untuk ketemuan di rumah kawanku, satu sekolah waktu SMP, aku mengiyakan, dan pertemuan itu berhasil kami lakukan, aku beralasan akan mengerjakan tugas dan orang tuaku mengijinkannya, akhirnya kami ketemuan di rumah temanku, disitu aku mengungkapkan segala perasaanku padanya, aku mengeluh karena rasanya capek kalau selalu sembunyi-sembunyi dalam pacaran, tetapi ternyata kata-kata dia sangat bijaksana, dek, kamu harus sabar, coba kamu lihat seekor laba-laba ketika membuat sarang, dia harus berputar terus menerus sampai sarangnya jadi, nah kalau si laba-laba tidak sabar pasti jaringnya tidak akan jadi, makanya aku minta padamu agar selalu sabar dalam menghadapi semuanya, percayalah pasti akan berbuah manis.

Sejak saat itu aku menjalani kehidupan pacaran dengan sedikit santai, dengan demikian aku menjalankan prinsip api sekam, dari luar tidak kelihatan kalau ada apinya, padahal di dalam tumpukan sekam tadi terdapat api yang sangat panas membara, seperti cintaku padanya, dari luar seakan tidak terjadi apa-apa, padahal api asmaraku padanya tak pernah padam……wow, keren, hal ini ternyata menjadikan orang tuaku percaya kalau aku tidak pernah ketemuan dengan pacarku, padahal hampir setiap hari kami ketemuan, dan cinta kami berkembang seperti bunga deposito.

Satu tahun sudah bejalan cinta terlarangku, semakin bertumbuh dan bertebaran pula rasa cinta dan sayangku, tetapi semua menjadi terlantar karena pilihan dan kehendak orang tuaku, aku harus berpisah sementara dengan kekasihku untuk melanjutkan kuliah ke luar kota. Aku tetap memelihara cintaku padanya, karena sebenarnya aku termasuk perempuan yang setia. Api asmaraku masih tetap berjalan walau terseok karena jarak dan waktu, tetapi semua peristiwa yang kami alami berdua tidak akan terlupakan seumur hidupku. Sesuatu yang terindah tetap terpelihara dalam sanubariku. Seperti lagunya Samsons yang terindah dan tak kan terlupakan. 

Waktu berjalan begitu cepat, aku sudah selesai kuliah dan kini aku sudah bekerja, bahkan sudah berkeluarga walaupun tidak dengan pacar pertama, kedua dan ketigaku, aku bertemu dengan seorang cowok culun marculun, alias katro dan ndeso mlekeso yang dengan berani-beraninya menggodaku saat itu, dan anehnya aku kok ya mau, edan tenan, ilmu apa yang dia pakai ya, tetapi yang jelas dia manusia dengan banyak kekurangan dan akhirnya aku menerimanya karena belas kasihan, lagi pula akan ku coba dengan yang satu ini, karena aku sudah capek pacaran dengan orang ngganteng, ketiga pacarku terdahulu semua sempurna, ini cowok yang keempat, semprul yang nekat memacari bahkan akhirnya aku terima sebagai suami, dengan alasan kalau orangnya dah jelek, pasti tak ada cewek lain yang mau, lagi pula cowok ini mudah dikibuli, karena tampangnya tampang pembantu alias jongos, mudah disuruh-suruh deh pokoknya, jadi kelak nggak usah nyari pembantu untuk ngepel rumah, atau merawat taman rumah, nyuci dan sebagainya, pokoknya aku mau karena terpaksa, maka sampai sekarang cintaku padanya ya nggak bisa 100 persen seperti cintaku pada cowok-pacarku terdahulu, yang penting dia hidup dan mau bekerja itu sudah cukup.

Perjalanan hidup tak pernah dapat di duga setelah kurang lebih dua puluh tahun saya berkeluarga dengan cowok ndeso tadi, yang nekad menitipkan 3 anak kepadaku itu, kehidupan kami mulai berubah, sedikit demi sedikit mulai bisa membuat rumah, membeli kendaraan, menyekolahkan anak-anak dan mewujudkan impian-impian yang pernah aku bayangkan sebelumnya, hidup kami mulai sedikit enak, mau kemana saja ada kendaraan, untuk makan dan sekolah anak-anak cukup walau harus dengan manajemen hutang, mengelola sisa pendapatan untuk mencukupi kebutuhan, hemat, kencangkan ikat pinggang, prihatin dan berjuang, kini aku baru sadar orang ndeso yang selalu ada di sampingku ternyata mampu diajak mengelola kehidupan, selama kami pacaran nggak pernah ada rayuan, hadiah atau apapun semuanya memakai prinsip hemat dan manfaat, ternyata ini yang dimaksud makna hidup yang dia tanamkan kepada kami sekeluarga, bukan emas permata yang dia persembahkan kepadaku, tetapi cinta yang tulus dan ikhlas yang ia sajikan sebagai menu keseharian.

Selama berkeluarga ada-ada saja kata-kata miring yang pernah suamiku dengar, antara lain ia pernah ketemu dengan mantan pacarku yang ketiga, katanya suamiku mendapatkan sisaan darinya, memangnya aku makanan lopis yang bisa dinikmati kapan saja, yah walaupun ada sedikit benarnya karena memang aku pernah pacaran dengannya, dan pacaran yang terheboh adalah pacaran dengannya, ya wajar ia kecewa, mantan kekasih hatinya kok malah menikah dengan orang lain padahal seperti yang pernah ia katakan dulu apapun akan aku lakukan untuk membahagiakanmu, itu kata-kata yang pernah ia katakan padaku, dan aku mengiyakannya, jadi apa yang didengar suamiku memang tidak salah, mungkin aku ada andil atas semuanya, aku orangnya ego tetapi rapuh, mudah berubah, sedikit labil, waktu pacaran mungkin aku pernah terucap untuk setia menunggunya sampai kapanpun, itu barangkali yang ia jadikan pedoman sehingga muncul kata-kata yang pernah suamiku dengar. 

Sebagai wong ndeso yang culun suamiku menerima semuanya itu dengan sikap diam, dan tidak pernah ia ceritakan kepadaku, ia simpan rapat-rapat semuanya demi kebahagiaan keluarga, barulah setelah berpuluh tahun semua terungkap, masih banyak cerita yang aku sendiri dengarkan dari teman kerjaku, yang kebetulan teman kerja kakak mantanku yang ketiga, katanya, bahwa aku sudah hampir menikah dengan adiknya, masih banyak cerita yang saya atau suamiku dengar dari orang lain, tetapi apapun yang pernah terjadi diantara aku dan para mantan pacarku hanya aku sendiri, mereka dan tuhan yang tahu, yang jelas itu adalah masalahku yang tetap menjadi rahasia bagi diriku.

Sikapku dengan para mantan pacarku yang lain biasa-biasa saja, tetapi tidak dengan yang satu ini aku tidak bisa bersikap biasa dengannya, ada beberapa alasan, pertama aku sudah tidak ada urusan lagi dengannya, aku sudah bahagia dengan keluargaku sekarang, yang kedua kata-kata yang pernah suamiku dengar darinya barangkali untuk mengacaukan semuanya, tetapi aku bersyukur, karena suamiku menyikapinya dengan dewasa, walau aku tahu betapa dasyat gejolak hatinya, tetapi walaupun orangnya jelek, mampu bersikap benar. Yang ketiga, itu masa lalu yang pernah kami alami, mungkin harapan yang pupus menjadikan semuanya menjadi berbeda, yang paling aku benci adalah dia selalu bercerita kepada siapapun tentang kisah cintaku dengannya, sehingga menjadikan aku malu bila bertemu dengan orang yang pernah mendengar cerita darinya, memang kuakui diantara banyak cowok yang kukenal, hanya dia yang mampu menggetarkan sendi-sendi kalbuku, kuakui dia adalah cowok yang romantis penuh perhatian, senyum yang menantang tak pernah luntur dari pikiranku aku akui aku pernah mengalami cinta mati padanya. 

Aku juga menyadari sesuatu itu terjadi karena ada sebab musababnya, mungkin aku pernah menjanjikan sesuatu padanya dan aku lupa, atau mungkin pernah menyatakan sesuatu yang ia pegang sampai sekarang, aku tidak tahu, aku lupa dan semuanya sudah terjadi tak mungkin kembali lagi, tak mungkin ada asap tanpa ada api, terus terang aku memang pernah mencintai beberapa cowok sebelum menikah dengan suamiku, tetapi memang cintaku pada pacarku yang ketiga ini luar biasa. Banyak peristiwa yang terlalu sayang bila dilupakan, seperti pertemuan dengannya dalam suasana ketakutan ketahuan orang tua, petak umpet yang selalu kami alami untuk memperjuangkan cinta, yah pokoknya segudang pengalaman yang tak mungkin aku tuliskan semuanya disini, wajar jika dia bersikap seperti itu karena kecewa yang sangat berat terhadapku, tetapi satu hal yang perlu kuingat bahwa memang cintaku padanya saat itu sangat manis dan sangat sangat manis semanis es cincau yang setiap hari didorongnya. 

Namun suamiku adalah orang yang paling mengerti siapa aku dan bagaimana hatiku, tidak pernah ada dusta pada dirinya, tulus dan menyayangi aku dan anak-anakku.


Sukoharjo, Oktober 2013

0 komentar:

Post a Comment

Monggo dikomentari - Please add your comment